Jumat, 11 November 2011

INDAHNYA HIDUP BERSAMA SI DIA

Hidup adalah sementara, semua tau itu kecuali Fir'aun tentunya. Lalu, bagaimana cara kita menghabiskan hidup dengan segala keterbatasan waktu?. Kita melewati berbagai proses kehidupan, bersemayam di rahim Ibu, lahir sebagai bayi kecil yang lucu, tumbuh dalam kasih sayang orangtua. Walau orangtua kita bukanlah orang yang memiliki harta berlimpah tapi segala kebutuhan kita dipenuhi, kita merasakan kebahagiaan, bermain dengan teman dan seakan hidup tanpa beban. Memasuki usia remaja, kita mulai memiliki masalah yang terkadang kita ciptakan sendiri, mendapat hukuman di Sekolah karena tidak mengerjakan tugas, dimarahi orangtua karena keteledoran atau kemalasan, hubungan dengan teman yang tak selalu nyaman atau kita juga sudah dihinggapi perasaan senang dengan lawan jenis dan itupun terkadang tak selalu sesuai dengan harapan.
Memasuki usia dewasa, kita mulai mencari pasangan hidup. Banyak cara yang dilakukan untuk mendapatkan pasangan yang dianggap serasi dan dapat menjadi teman dikala susah maupun senang. Ada yang minta dicarikan jodoh oleh orangtua, pacaran, sekedar kenal, dijodohkan, dll,dll. Semua punya tujuan yang satu, membangun keluarga bahagia. Punya suami/istri, anak-anak yang lucu dan menggemaskan. Suami tempat berlindung ,mengayomi dan mengasihi. Istri tempat berkasih sayang, memanjakan dan melayani. Indahnya hidup yang sudah kita rencanakan sedemikian rupa.
Ketika kita sudah melewati masa perkenalan yang cukup lama, kita mulai membangun bahtera rumah tangga dengan orang yang kita cintai dan selalu terkenang siang dan malam. Orang yang selalu membuat kita berdebar-debar, yang setiap ucapannya terasa indah ditelinga, yang pandangan matanya penuh cinta. Itulah orang yang kita jadikan suami/istri kita.
Tapi.... ketika bahtera itu sudah dimulai, mengapa tidak seindah waktu pacaran?. Sahabat... ketika awal berumah tangga, kita harus menyesuaikan visi dan misi dulu. Kita bersabar menyatukan dua pribadi yang berbeda, menerima dengan lapang kebiasaan suami istri kita yang tidak menyenangkan. Kebiasaan tidur mendengkur, mengeluarkan air liur atau dia tidur dengan mulut ternganga, bukankah itu tidak anda ketahui waktu berpacaran?. Kita memulai hidup berumahtangga juga dengan segala kekurangan, memulai dari nol. Rumah ngontrak, kendaraan tak punya, pakaian dan perhiasan juga hanya pemberian orangtua. Tapi..kita bisa merasakan kebahagiaan, selalu bersama, tersenyum, penuh canda, selalu merindu....Beriring dengan waktu, kita mulai dingin satu sama lain, kita menemukan sosok lain dalam diri pasangan kita. Dia mulai suka marah, suami memerintah kita sesuka hati, egois, terkadang ketus dan tak lagi mesra. Istri juga demikian... ketus, malas melayani, cuek tak lagi mesra dan bermanja. Mengapa?.. padahal semua sudah dibangun bersama, anak2 sudah ada, rumah, mobil, investasi, perhiasan dan jabatan. Mengapa?????. I have simple answer!!...karena anda sudah menjadi pribadi yang berbeda!!, berbeda karena uang anda, jabatan anda. Rumah bukan kantor dimana anda memerintah anggota dengan cara anda. Atau istri yang punya jabatan tetaplah rendah hati dihadapan suami anda. Tetaplah bermanja dan tunjukkan betapa anda membutuhkannya.
Di rumah, aku dan suami adalah sosok yang sama ketika kami bertemu dan menikah delapan belas tahun lalu. Aku dan suami tak pernah saling membanggakan diri walau kami sudah memiliki jabatan masing-masing. Aku menjaga agar selalu rendah hati didepan suami begitu juga sebaliknya. Dia selalu mengucapkan kata-kata " Mama hebat ya!...." karena membanggakan aku. Akupun sebaliknya selalu berkata " Ayah hebat ya!..." untuk membanggakannya ketika dia sudah mencapai sesuatu sekecil apapun. Kami adalah tim yang saling support, diskusi dalam menyelesaikan sesuatu dan mendidik anak-anak. Kami selalu menghiasi hari dengan tawa dan canda. Suami tak pernah memerintah dengan BOSSY di rumah, bahasanya " Tolong ma....". Karena dia adalah pelindungku, pendampingku, bukan BOS ku. Aku juga sama, di kantor aku dilayani, tapi di rumah aku adalah pelayannya, memanjakannya, melayaninya sepenuh jiwa dan cinta. Ketika lelah dan jenuh, kami akan keluar berdua. Kami lebih memilih naik sepeda motor daripada mobil. Aku akan memeluknya kuat, menikmati angin malam, bercerita, duduk makan dipinggir jalan, membahas anak muda yang dimabuk cinta, indahnya....Itu adalah cara simpel menjaga kemesraan kami.
Aku juga selalu bermanja pada suamiku, merengek dan merayu jika aku ingin sesuatu walau aku bisa saja membelinya sendiri, aku selalu tunjukkan betapa aku membutuhkannya, betapa dia adalah tubuh dimana tulang rusuk bersarang!. Aku tau apa yang disukai suami dari aku, dan aku pertahankan itu. Aku tau suami juga sangat membutuhkan aku, menyiapkan pakaian kerjanya, memasak makanan kesukaannya, menemaninya menyelesaikan tugas kantor di rumah sambil berbicara dan memberi beberapa solusi.
Sahabat... waktu kita tak panjang, nikmatilah hidup dengan pasangan dan anak-anak kita, berbahagialah!. Temukan sosok kita yang dulu ketika dada itu berdebar indah, sayangi dan hadapi pasangan dengan penuh cinta. Tetaplah rendah hati dengan pasangan karena sesungguhnya dia sangat bangga pada kita. Nikmati bersama hasil yang sudah kita capai, jangan biarkan orang lain masuk karena dia bukan siapa-siapa dan tak tau apa-apa. Ah...betapa aku merindu padanya, tak sabar sore menjelang, bersama menghabiskan sisa malam......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar