Kamis, 06 September 2012

SAMPAH. MASALAHKU, MASALAHMU, MASALAH KITA SEMUA.

Fren, saatnya berbagi informasi. Tanggal 4 sampai dengan 6 September kemarin, saya punya kesempatan untuk mengikuti Bimbingan Teknis lingkungan hidup. Materi yang dibahas seputar lingkungan hidup dan cara pengelolaan sampah serta daur ulang sampah organic dan non organic. Ternyata, masalah sampah bukanlah masalah sepele. Medan adalah kota besar berpenduduk 2 juta jiwa, seluas 26.510 hektar, terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Sampah yang dihasilkan perhari mencapai 1.543 ton, berarti tiap-tiap KK menghasilkan 500-600 gr sampah padat setiap hari. Kamu tahu? Sampah yang terangkut ke TPA hanya 68%, sisanya 32% belum terangkut, artinya itulah sampah yang masih Nampak berserakan di beberapa tempat di kota Medan dan sangat mengganggu pemandangan, uuiihh…ckckckck. Kawan, saya sering merasa “eneg” membicarakan masalah sampah. Tahu kenapa? Karena sampah adalah masalah yang sangat melelahkan buat saya pribadi. Saya pernah bercerita-kan? Bahwa sampah adalah bagian dari kegiatan rutinitas pagi saya. Setiap hari saya harus memasukkan sampah ke mobil, beserta putra-putri saya yang siap berangkat sekolah. Semua itu terpaksa dilakukan karena sekitar tempat tinggal saya tidak ada instansi yang bertanggung jawab mengelola sampah, plus saya juga tidak punya halaman yang bisa dibuat galian lobang sebagai tempat sampah. Saya tinggal di Kabupaten Deli Serdang yang berbatasan dengan Kota Medan, nah…ketika memasuki kota Medan banyak ditemukan sepanjang jalan tempat pembuangan sampah yang legal dan teratur. Maka, sampah itu akan saya buang di sana. Tragisnya, sering karena macet dan buru-buru, saya lupa menurunkan sampah. Ditambah lagi sifat lupa, karena otak saya terus menulis sepanjang jalan, sehingga saya lupa semua, termasuk lupa membuang sampah Jadilah sampah bertahan di mobil sampai sore hari ketika saya pulang bertugas. Kawan, bayangkan saja bagaimana aroma yang ditimbulkannya, ah…pengharum tak mampu meredamnya, heh. Ternyata, masalah pengelolaan sampah perlu kebijaksanaan dari kita manusia yang selalu memproduksi sampah. Sadar atau tidak, sampah itu adalah masalah. Jika kita hanya membuangnya saja ke tempat pembuangan sampah (seperti yang saya lakukan) itu bukanlah menyelesaikan masalah, tetapi memindahkan masalah. Memindahkan masalah sampah rumah tangga ke masalah sampah kota dan seterusnya. Di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) juga gunungan sampah tetap menjadi masalah bagi sekitar. Nah…bagaimana cara mengelola sampah yang baik, sehingga produksi sampah yang kita buang menjadi minim?, nih dia: 1. Pisah sampah organic dan non organic. 2. Untuk sampah organic, jika kita tidak mampu mengolahnya menjadi pupuk maka sebaiknya sampah ini bisa di”sumbangkan” kepada tetangga yang memiliki ternak seperti ayam, itik, dll. Sehingga makanan sisa, potongan sayur atau kulit buah menjadi sumber makanan bagi makhluk lain. Benar yang dikatakan ibu saya, beliau selalu memelihara ayam atau itik agar makanan sisa dapur masih bernilai manfaat. Tapi sayang, saya tidak memelihara satu jenis binatang-pun, walau hanya seekor kucing yang lucu. Saya tidak berani, bisa mengurus anak yang empat saja sudah syukur, konon mau mengurus binatang?, ckckckckck…. 3. Manfaatkan kertas dengan sebaik-baiknya. Jangan sedikit-sedikit meremas kertas dan membuangnya begitu saja. Jika kita mengkonsep sesuatu, gunakan sisi kertas yang yang masih kosong dan tidak terpakai lagi. Jika kertas tersebut sudah “penuh” tetap jangan diremas, tapi susun rapi dalam kotak dan ketika sudah cukup banyak dapat dijual kepada penampung barang bekas. Jika kita cukup kreatif, kertas ini juga dapat didaur ulang sehingga menghasilkan kertas yang bernilai ekonomi tinggi. Sisa plastic kemasan juga bisa dijadikan tas, topi, payung, dll 4. Nah…bagi ibu-ibu yang cantik (ehhmmm..). Kalau belanja ke Pasar, bawa keranjang, ya?. Jangan sedikit-sedikit minta plastic kresek dengan penjual, atau malah beli kantongan plastic yang besar. Tindakan ini menghasilkan sampah yang banyak di rumah. Bayangkan saja, jika kita belanja banyak jenis ikan, sayuran atau buah masing-masing menggunakan plastic, berapa plastic yang dibuang?. Jika kita meminimalisir penggunaan plastik saat belanja, alangkah bijaksananya. Kawan tahu? Limbah plastic tidak dapat diurai dalam tempo 100 tahun! (wwooowww…seremkan?). 5. Ketika membeli makanan, contoh: mie goreng, lontong, sate dll untuk dibawa pulang, bawalah wadah dari rumah (jangan gengsi ya?). Ini adalah tindakan mulia untuk mengurangi produksi sampah. Bahkan ada satu produk plastic terkenal yang mempromosikan tindakan ini, untuk go green Indonesia. Jika itu baik, why not?, lets do it!. 6. Jika ada sepatu bekas, pakaian bekas atau benda lain yang masih layak digunakan tapi tidak lagi kita butuhkan, ada baiknya disumbangkan kepada yang membutuhkan. Jika keluarga, tetangga kita semua sudah hidup layak. Ada baiknya barang-barang tersebut dimasukkan ke dalam kardus, ikat rapi dan tulis atas kardus dengan tulisan yang jelas “PAKAIAN LAYAK PAKAI.” Letak kardus dengan rapi di sekitar pembuangan sampah (tapi jangan dicampur dengan sampah ya?). Saudara-saudara kita pemulung yang mulia tentu dengan senang hati menyambutnya. Kawan, jangan pernah memandang sebelah mata pada pemulung, tanpa mereka entah apa yang akan terjadi dengan dunia kita. Mau tidak mau, mereka adalah manusia mulia yang berjasa menyelamatkan bumi dengan cara mereka, menjadikan sampah sebagai sumber penghasilan. Kesimpulannya adalah, mari kita melakukan tindakan 3 R terhadap sampah yang kita hasilkan setiap hari, yaitu: 1. Reuse, berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama atau lainnya (menggunakan kertas bekas, memberi makanan sisa kepada ternak) 2. Reduce, berarti upaya mengurangi sampah yang dihasilkan setiap hari (membawa keranjang ketika belanja ke pasar, membawa wadah ketika membeli makanan) 3. Recycle, berarti mendaur ulang sampah menjadi produk baru yang bermanfaat (kertas yang didaur ulang, plastic pembungkus yang dibuat tas,dll). Oke, kawan yang baik. Ini sekedar oleh-oleh dari Bimtek lingkungan hidup yang diadakan Yayasan Perguruan Istiqlal Delitua Kabupaten Deli Serdang. Insyaallah, nanti saya akan usul juga supaya dilaksanakan ditempat saya bertugas, SMP Darussalam Medan. Tulisan kecil, semoga bermanfaat ya!. Semoga juga saya dapat mengelola sampah dengan baik, dan enggak stress lagi…hehehe.